A. PERAN POLITICAL WILL DAN ORGANIZATIONAL CULTURE PERUSAHAAN BESI DAN BAJA

Penulis

  • Ayu Oka Ariyani Universitas WR upratman
  • Anton H Nugroho Universitas WR Supratman

DOI:

https://doi.org/10.54980/esd.v2i1.49

Abstrak

     Political  will dan organizational culture pada perusahaan besi baja di Indonesia  dalam menghadapi persaingan manufaktur merupakan titik lemah di Indonesia. Berdasarkan penelitan sebelumnya bahwa kemauan politik dari pemerintah dan organizational culture partisipasi pemerintah dari negara lain dalam memberikan kebijakan mengangkat perusahaan manufaktur terutama besi baja memang tidak tangung-tangung tidak seperti di Indonesia saat ini.Komitmen dari penguasa sering diistilahkan dengan political will pemerintah untuk  kemauan politiknya dalam suatu kebijakan untuk mendukung maupun mendorong industry agar mampu memenuhi kebutuhaanya dari aspek inisiatif pemerintah, proritas dengan kajian-kajian, mobilisasi dukungan politik, penegakan hokum, serta konsistensinya dalam memberikan kebijakannya, baik pada perusahaan BUMN maupun BUMS yang berada di Indonesia. Sebenarnya perusahaan baja/besi nasional telah dirintis oleh pemerintah sejak tahun 1970 dan perusahaan-perusahaan tersebut selalu mengembangkan produksinya untuk memenuhi berbagai keperluan disaat regulasi internasional seperti persaigan global produk baja/besi di Indonesia namun kenyataannya hingga kini belum mampu bersaing dari Negara seperti China, Korea, Jepang dan India, dapat dianalisa bahwa peran dan keterlibatan  pemerintah tidak begitu kuat serta kurang aktif dalam mendukung kebijakan tersebut. Ketika membandingkan dengan kebijakan Negara China misalnya dalam pelaksanaan  political will unyuk mendukung industry manufaktur, melalui political will dari kepemimpinan Deng Xiao Ping, China dapat melakukan berbagai tranformasi terutama transfer teknologi dengan konsep open door policy. Adanya  investasi yang masuk, maka terjadi transfer teknologi yang membuat China mampu menjadi Negara yang mandiri yang selanjutkan proses industrialisasi dapat dijalankan tanpa bantuan dari Negara lain dalam memenuhi kebutuhannya bahkan saat ini pengimpor terbesar masuk ke Indonesia.

               Begitu juga dari aspek organizational culture yang  dianalisa dan dideskripsikan pada aspek-aspek perubahan nilai, sikap agresive, perilaku dan persepsi, inovasi dan berani beresiko, tehnik dan proses mencapai hasil serta tim work jika dibandingkan dengan Negara-negara seperti China, Korea, Jepang dan India masih jauh dari harapan itu kekuatan dari Negara-negara tersebut sehingga nilai produktivitasnya sangat memuaskan sehingga mampu dalam bersaing. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan ketidak mampuan daya saing terutama pada harga penjualan dan kuantitas produk pada perusahaan manukfaktur industry besi baja dampak dari kebijakan political will serta organizational culture di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif eksploratif dengan melakukan survey, observasi, wawancara serta dokumen/data kebeberapa perusahaan besi baja yang tergabung pada IISIA(The Indonesian Iron & Steel Association) di Indonesia yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

Hasil yang didapatkan memiliki ketidak mampuan bersaing terutama pada  harga produk serta produktivitas perusahaan belum optimal dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya, rendahnya kompetitif  akibat dampak dari; (1) kemauan politik pemerintah daerah  maupun pusat yang berbeda; (2) paket kebijakan tak mampu membuat perijinan jadi lebih mudah atau bertele-tele; (3) biaya pelabuhan terhadap barang import; (4) bunga perbankan bagi perusahaan manufaktur yang diatas 12% dan ;(5) Insentif yang seharusnya digulirkan pemerintah juga tidak bertambah ; (6) Kurangnya stimulus pada iklim investasi industry bbesi baja di Indonesia dan (6) dwilling time yang hingga saat ini belum bisa dibawa 5 hari,  hal ini pemerintah perlu mengkaji lagi mengenai kebijakan political will serta menumbuhkan semangat dalam organizational culture yang dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud kepedulian terhadap industry manufaktur  untuk mendongkrak pertumbuhan industry besi baja di Indonesia.

Diterbitkan

2017-06-05